[Tugas IBD Kelompok 1 : Kota SOLO]
** Disusun oleh :
- Bima Harryo Samudro
- Isa Faqihuddin Hanif
- Patrick Adam Agatha
{KOTA SOLO/SURAKARTA}
Kota Surakarta pada mulanya adalah wilayah Kerajaan Mataram. Kota ini bahkan pernah menjadi pusat pemerintahan Mataram. Karena propaganda kolonialisme Belanda, kemudian terjadi pemecahan pusat pemerintahan menjadi dua, yaitu pusat pemerintahan di Surakarta dan Yogyakarta. Selanjutnya, pusat pemerintahan di Surakarta dibagi lagi menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran.
Kasunanan Surakarta dipimpin oleh PB III ( Pakubuwono II ). Sedangkan Kasultanan Jogjakarta dipimpin oleh HB I ( Hamengkubuwono I ). Pembagian kerajaan tersebut tertulis dalam perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755, yang sekarang disimpan di Arsip Nasional RI.
Pada tahun 1742, orang-orang Tiong Hoa memberontak dan melawan kekuasaan PB II yang bertahta di Kartasura, sehingga Keraton Kartasura hancur, dan PB II menyingkir ke Ponorogo, Jawa Timur. Dengan bantuan VOC, pemberontakan tersebut berhasil ditumpas dan Kartasura dapat direbut kembali. Sebagai ganti Ibukota Kerajaan yang telah hancur, maka didirikanlah Keraton baru di Surakarta, 20 km ke arah selatan-timur dari Kartasura pada tahun 1745. Peristiwa ini, kemudian dianggap sebagai titik awal didirikannya kota Surakarta.
Kota Surakarta sendiri mempunyai beberapa nama lain. Bersamaan adanya pihak-pihak ( “ priyayi agung ” ) yang mengusulkan agar Kota Surakarta diganti menjadi “ Solo ” yang didasarkan pada stempel pos, nama kota Solo dianggap lebih mudah dikenal di Mancanegara daripada nama kota Surakarta.
Yang perlu diperhatikan dari nama lain kota Solo yaitu Kota Sala, dikarenakan daerah ini dahulu banyak ditumbuhi tanaman pohon “ Sala “, seperti yang tertulis dalam “ Serat Babad Sengkala “ yang disimpan di “ Sana Budaya Jogjakarta. “ Pemberian nama tersebut didasarkan pada “ Babon Yasan “ ( semacam upacara pertemuan pejabat kerajaan ), di rumah Sinuhun Sultan HB I, pada hari Senin tanggal 30 Rabiul Awal, tahun 1731.
Sala berasal dari bahasa Jawa asli yang merupakan nama pohon sebangsa pinus yang tumbuh di daerah Sala. Sebelum menjadi kota ataupun istana kerajaan. Berdasarkan keterangan diatas, maka kota Sala mempunyai nama lain, antara lain :
1. Solo
2. Nunggak Semi Kartasura
3. Surakarta
4. Nagari
5. Kota Gora Surakarta
Ada juga istilah :
1. Keraton Surakarta
2. Karisidenan Surakarta
3. Kota Praja Surakarta
4. Kota Madya Surakarta
5. Kota Gora Surakarta
6. Surakarta Hadiningrat
Ada juga yang menyebut Kota Sala dengan :
1. Kota Bengawan
2. Kota Budaya
3. Kota Pariwisata
4. Kota Yang Tak Pernah Tidur
5. Kota Berseri
6. Kota Walang Kekek
Bersamaan dengan pendahnya Keraton Surakarta ke desa Sala, lalu Kota Sala diberi nama Surakarta Hadiningrat. Jadi, Surakarta Hadiningrat dijadikan sebagai nama Ibukota Surakarta.
Kasunanan Surakarta dipimpin oleh PB III ( Pakubuwono II ). Sedangkan Kasultanan Jogjakarta dipimpin oleh HB I ( Hamengkubuwono I ). Pembagian kerajaan tersebut tertulis dalam perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755, yang sekarang disimpan di Arsip Nasional RI.
Pada tahun 1742, orang-orang Tiong Hoa memberontak dan melawan kekuasaan PB II yang bertahta di Kartasura, sehingga Keraton Kartasura hancur, dan PB II menyingkir ke Ponorogo, Jawa Timur. Dengan bantuan VOC, pemberontakan tersebut berhasil ditumpas dan Kartasura dapat direbut kembali. Sebagai ganti Ibukota Kerajaan yang telah hancur, maka didirikanlah Keraton baru di Surakarta, 20 km ke arah selatan-timur dari Kartasura pada tahun 1745. Peristiwa ini, kemudian dianggap sebagai titik awal didirikannya kota Surakarta.
Kota Surakarta sendiri mempunyai beberapa nama lain. Bersamaan adanya pihak-pihak ( “ priyayi agung ” ) yang mengusulkan agar Kota Surakarta diganti menjadi “ Solo ” yang didasarkan pada stempel pos, nama kota Solo dianggap lebih mudah dikenal di Mancanegara daripada nama kota Surakarta.
Yang perlu diperhatikan dari nama lain kota Solo yaitu Kota Sala, dikarenakan daerah ini dahulu banyak ditumbuhi tanaman pohon “ Sala “, seperti yang tertulis dalam “ Serat Babad Sengkala “ yang disimpan di “ Sana Budaya Jogjakarta. “ Pemberian nama tersebut didasarkan pada “ Babon Yasan “ ( semacam upacara pertemuan pejabat kerajaan ), di rumah Sinuhun Sultan HB I, pada hari Senin tanggal 30 Rabiul Awal, tahun 1731.
Sala berasal dari bahasa Jawa asli yang merupakan nama pohon sebangsa pinus yang tumbuh di daerah Sala. Sebelum menjadi kota ataupun istana kerajaan. Berdasarkan keterangan diatas, maka kota Sala mempunyai nama lain, antara lain :
1. Solo
2. Nunggak Semi Kartasura
3. Surakarta
4. Nagari
5. Kota Gora Surakarta
Ada juga istilah :
1. Keraton Surakarta
2. Karisidenan Surakarta
3. Kota Praja Surakarta
4. Kota Madya Surakarta
5. Kota Gora Surakarta
6. Surakarta Hadiningrat
Ada juga yang menyebut Kota Sala dengan :
1. Kota Bengawan
2. Kota Budaya
3. Kota Pariwisata
4. Kota Yang Tak Pernah Tidur
5. Kota Berseri
6. Kota Walang Kekek
Bersamaan dengan pendahnya Keraton Surakarta ke desa Sala, lalu Kota Sala diberi nama Surakarta Hadiningrat. Jadi, Surakarta Hadiningrat dijadikan sebagai nama Ibukota Surakarta.
- Keadaan Geografis
Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut. Dengan Luas sekitar 44 Km2, Kota Surakarta terletak diantara 110 45` 15″ – 110 45` 35″ Bujur Timur dan 70` 36″ – 70` 56″ Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah Sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes dan Kali Pepe. Sungai Bengawan Solo pada jaman dahulu sangat terkenal dengan keelokan panorama serta lalu lintas perdagangannya.
- Batas Wilayah
Batas wilayah Kota Surakarta sebelah Utara adalah Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali. Batas wilayah sebelah Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar, batas wilayah sebelah Barat adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar, sedang batas wilayah sebelah selatan adalah Kabupaten Sukoharjo. Surakarta terbagi dalam lima wilayah Kecamatan yang meliputi 51 Kelurahan.
- Keadaan Iklim dan Cuaca
Suhu udara Masimum Kota Surakarta adalah 32,5 derajad Celsius, sedang suhu udara minimum adalah 21,9 derajad Celsius. Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban udara 75%. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240 derajat. Solo beriklim tropis, sedang musim penghujan dan kemarau bergantian sepanjang 6 bulan tiap tahunnya.
- Keadaan Penduduk
Kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 berpenduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan penduduk 13.636/km2, dengan luas kota 44,03 km2 Badan Pusat Statistik menyebutkan jumlah penduduk Kota Solo, Jawa Tengah, bertambah sekitar 10.000 jiwa selama satu dasawarsa terakhir.
Pada Sensus Penduduk (SP) 2000 penduduk kota itu sebanyak 490.000 jiwa dan pada 2010 naik menjadi 500.642 jiwa, kata Sekretaris Daerah Kota Surakarta Budi Suharto, meski angka pertumbuhan penduduk Solo masih 0,25 persen atau di bawah angka Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,46 persen.
Pada Sensus Penduduk (SP) 2000 penduduk kota itu sebanyak 490.000 jiwa dan pada 2010 naik menjadi 500.642 jiwa, kata Sekretaris Daerah Kota Surakarta Budi Suharto, meski angka pertumbuhan penduduk Solo masih 0,25 persen atau di bawah angka Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,46 persen.
Jika dibandingkan dengan kota lain di Indonesia , kota Surakarta merupakan kota terpadat di Jawa Tengah dan ke-8 terpadat di Indonesia, dengan luas wilayah ke – 13 terkecil, dan populasi terbanyak ke -22 dari 93 kota otonom dan 5 kota administratif di Indonesia.
- Mata Pencaharian
Ada pun ekonomi masyarakat Solo, mata pencarian terdiri dari petani sendiri, pekerja tani, usahawan, pekerja industri, pekerja bangunan, pedagang, angkutan, pensiunan (pesara), dan lain-lain.
- Pariwisata
Solo juga dikenal sebagai daerah tujuan wisata yang biasa didatangi oleh wisatawan dari kota-kota besar. Tujuan wisata utama kota Solo adalah Keraton Surakarta , Keraton Mangkunegaraan dan pasar-pasar tradisionalnya.
Di Solo terdapat beberapa citywalk yang ditujukan untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda, antara lain di koridor Ngarsopuro, di sepanjang jalan Slamet Riyadi sepanjang 6-7 km dan selebar 3 m, dan di sepanjang jalan Perintis Kemerdekaan. Tempat-tempat yang ditunjuk sebagai citywalk tidak boleh dilalui oleh kendaraan bermotor.
Pendidikan yang ada di kota Solo :
Daftar Universitas
- Universitas Islam Batik, Surakarta
- Universitas Kristen Surakarta, Surakarta
- Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
- Universitas Nahdlatul Ulama, Surakarta
- Universitas Sahid Surakarta, Surakarta
- Universitas Setia Budi Surakarta, Surakarta
- Universitas Slamet Riyadi, Surakarta
- Universitas Surakarta, Surakarta
- Universitas Tunas Pembangunan, Surakarta
Sekolah Tinggi
- Sekolah Tinggi Bahasa Asing Iec Solo, Surakarta
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adi Unggul Bhirawa, Surakarta
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Atma Bhakti, Surakarta
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi St. Pignatelli, Surakarta
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta, Surakarta
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swasta Mandiri, Surakarta
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wijaya Mulya, Surakarta
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah, Surakarta
- Sekolah Tinggi Teknik Mangkubumi, Surakarta
- Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo, Purwokerto
- STMIK AUB Surakarta, Surakarta
- STMIK Duta Bangsa, Surakarta
- STMIK Sinar Nusantara, Surakarta
Politeknik
- Politeknik Indonusa, Surakarta
- Politeknik Muhammadiyah Karanganyar, Surakarta
- Politeknik Pratama Mulia, Surakarta
- Politeknik Surakarta, Surakarta
Akademi
- Akademi Akuntansi dan Perpajakan Bentara Indonesia, Surakarta
- Akademi Bahasa Asing Harapan Bangsa, Surakarta
- Akademi Bahasa Asing RA Kartini Surakarta, Surakarta
- Akademi Bahasa Asing St. Pignatelli, Surakarta
- Akademi Desain Surakarta, Surakarta
- Akademi Farmasi Nasional, Surakarta
- Akademi Kebidanan Kusuma Husada, Surakarta
- Akademi Kebidanan Mamba'ul Ulum Surakarta, Surakarta
- Akademi Keperawatan Kusuma Husada, Surakarta
- Akademi Keperawatan Panti Kosala, Surakarta
- Akademi Pariwisata Sahid, Surakarta
- Akademi Pariwisata Widya Nusantara Surakarta, Surakarta
- Akademi Pelayaran Nasional, Surakarta
- Akademi Perakam Medik dan Infokes Citra Medika, Surakarta
- Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia Solo, Surakarta
- Akademi Seni dan Desain Indonesia, Surakarta
- Akademi Teknik Adiyasa, Surakarta
- Akademi Teknik Fajar Indonesia Surakarta, Surakarta
- Akademi Teknik Mesin Industri Surakarta, Surakarta
- Akademi Teknologi AUB, Surakarta
- AMIK Cipta Darma, Surakarta
- AMIK Harapan Bangsa Surakarta, Surakarta
Budaya dan Seni Yang Ada Dikota Solo
Membicarakan aspek budaya kota solo tak khayalnya teringat tentang slogan ”Solo di masa depan adalah Solo di masa lalu” (solo past is solo future).cerminan dari slogan tersebut ialah agar semua masyarakat kota solo mengindahkan budaya-budaya yang sudah berpuluh puluh tahun lamanya telah di wariskan oleh nenek moyang, hal tersebut untuk memperkuat nilai historis yang harus di pertahankan.pemkot kota solo terus berupaya untuk mengembalikan pesona-pesona kota solo melalui serangkaian kebijakan yang di buatnya.salah satunya ciri khas kota solo yang sejak dulu telah ada ialah sepeda.sepeda yang kini membumi di pelosok negeri, dahulunya sangat penting dan unik sekali, tak khayal setiap pagi kita dapat menjumpai di jalan-jalan atau di pematang sawah. Para ibu yang pulang dari pasar dengan membawa sepeda jengki yang sarat barang belanjaan. Tak ketinggalan para pekerja pabrik atau pegawai kantoran yang juga menggunakan sepeda untuk sampai ke tempat kerjanya. Namun kini, pemandangan tersebut semakin jarang kita dapatkan. Seiring dengan perubahan jaman, kendaraan bermotor mulai menggantikan sepeda sebagai alat transportasi yang lazim digunakan kebanyakan orang. Masyarakat pun mulai enggan menggunakan sepeda dengan berbagai alasan.
Menghadapi realitas tersebut bukan berarti kejayaan sepeda di kota Solo telah berakhir. Sebenarnya kota ini masih menyimpan banyak potensi yang dapat digali untuk membangkitkan kembali antusiasme masyarakat Solo terhadap sepeda. Apalagi beberapa waktu yang lalu Pemkot Solo telah mencanangkan program untuk mewujudkan Solo sebagai eco-cultural city. Dalam mewujudkan Solo sebagai eco cultural city tidak cukup hanya dengan membangun atau mengejar target penambahan ruang terbuka hijau. Namun yang lebih penting adalah bagaimana menanamkan budaya cinta lingkungan secara luas kepada masyarakat. Akan tidak tepat jika seandainya kelak Solo telah mampu mencapai target pemenuhan RTH tetapi di sisi lain masyarakatnya tidak mempunyai budaya cinta lingkungan yang mantab. Mengkampanyekan agar masyarakat Solo kembali mencintai sepeda merupakan salah satu jawaban untuk turut mensukseskan program tersebut.
SENI
Surakarta atau lebih di kenal dengan Solo, merupakan salah satu Daerah Tingkat II yang di Provinsi Jawa Tengah. Letak geografis solo sangat strategis karena Solo berada di antara jalur Yogyakarta dan Semarang dengan Surabaya dan Bali. Jadi, hampir setiap saat Kota Solo sangat ramai dengan kendaraan, terutama dengan Bis antar kota maupun Provinsi.
Kota Solo di dirikan pada 16 februari 1745. Dalam perkembangannya, Kota Solo mengalami perkembangan di berbagai bidang, termasuk kebudayaan. Kebudayaan tumbuh sangat subur dan mengakar sangat kuat di Solo, di antaranya bahasa, religi, transportasi, seni, festival dan perayaan.
Bahasa yang digunakan masyarakat Kota Solo adalah bahasa Jawa Surakarta dengan dialek mataram. Bahasa Jawa ini juga dipakai di beberapa daerah, yakni Yogyakarta, Magelang bagian timur, Semarang, Pati, Madiun, dan sebagian Kediri. Tapi, bahasa Jawa yang digunakan di Solo, dikenal juga dengan ‘varian Surakarta’, lebih halus di bandingkan daerah-daerah lain karena penggunaan kata-kata krama yang lebih meluas hingga percakapan sehari-hari. Bahasa Jawa varian Surakarta di jGadikan sebagai standar bahasa Jawa nasional dan internasional ( Suriname ).
Berbicara tentang seni yang ada di kota solo,sudah tentu sangat banyak salah satunya batik solo yang dengan corak dan ciri khas tersendiri yang di buat di atas kain yang berbahan malam(wax) yang di tuliskan di atas bahan tersebut. Solo memiliki banyak corak batik khas, seperti Sidomukti dan Sidoluruh. Dan ada beberapa usaha batik terkenal adalah Batik Keris, Batik Danarhadi, dan Batik Semar. Dan tidak hanya itu saja,Sementara untuk kalangan menengah dapat mengunjungi pusat perdagangan batik di kota ini berada di Pasar Klewer, Pasar Grosir Solo (PGS), Beteng Trade Center (BTC), atau Ria Batik. Selain itu di kecamatan Laweyan juga terdapat Kampung Batik Laweyan yang terkenal memproduksi batik berkualitas tinggi. Kampung batik lainnya yang terkenal untuk para turis adalah Kampung Batik Kauman. Dari semua hal yang tersebut, semakin menguatkan bahwa kota Surakarta, atau lebih dikenal dengan Solo, merupakan kota pusat kebudayaan Jawa. Hal ini di kuatkan dengan kondisi masyarakat Solo yang masih banyak berpegang pada nilai-nilai tradisonal, meskipun perkembangan teknologi juga pesat. Ini membuktikan bahwa kebudayaan Jawa telah mengakar dengan kehidupan masyarakat Solo.Kota Solo juga sering di jadikan tempat untuk study banding dari kalangan mahasiswa, khususnya jurusan Sastra Jawa.begitu banyak nya seni yang di tinggalkan para nenek moyang terdahulu yang seharusnya di jaga dan di lestarikan. Ada pun beberapa seni lainnya dari kota solo yang kita cintai, yaitu,
Kesenian tradisional lokal kota Solo adalah tari Bedhaya dan tari Srimpi. Tari tradisional ini masih dilestarikan di keraton Solo. Tarian seperti bedhaya hanya sekali dalam setahun untuk menghormati Sri Susuhunan Pakoe Boewono sebagai pemimpin Kota Surakarta.
Selain tarian tradisional, Solo juga memilki alat musik tradisional yaitu Gamelan. Gamelan digunakan untuk mengiringi suatu pertunjukan sendratari, tembang jawa, pertujukan wayang orang / kulit, dan upacara adat lainnya termasuk dalam pernikahan. Gamelan dibuat dari besi, kuningan atau perunggu. Bahan gamelan yang berasal dari perunggulah yang paling baik kualitasnya dalam menghasilkan laras / nada gending.
Selain kesenian tradisional, masyarakat kota Solo sering juga mengadakan festival dan perayaan yang hampir di laksanakan tiap tahun sekali. Pelaksanaannya berdasarkan penanggalan tahun jawa. Perayaan-perayaan tersebut adalah:
Kirab Pusaka 1 Suro, yaitu acara yang ditujukan untuk merayakan tahun baru 1 suro. Rute yang ditempuh kurang lebih sejauh 3 km, yaitu Keraton - Alun-alun Utara - Gladak - Jl. Mayor Kusmanto - Jl. Kapten Mulyadi - Jl. Veteran - Jl. Yos Sudarso - Jl. Slamet Riyadi - Gladak kemudian kembali ke Keraton lagi. Pusaka- pusaka yang memiliki daya magis tersebut dibawa oleh para abdi dalem yang berbusana Jawi Jangkep. Kirap yang berada di depan adalah sekelompok Kebo Bule bernama Kyai Slamet sedangkan barisan para pembawa pusaka berada di belakangnya. Acara ini di selenggarakan oleh Keraton Surakarta dan Puro Mangkunegaran yang dilaksanakan pada malam hari menjelang tanggal 1 suro.
Sekaten, yaitu perayaan yang dilaksanakan setiap bulan mulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada
tanggal 12 Mulud diselenggarakan Grebeg Mulud. Kemudian diadakan pesta rakyat selama dua minggu. selama dua minggu ini pesta rakyat diadakan di Alun-alun utara. Pesta rakyat menyajikan pasar malam, arena permainan anak dan pertunjukan-pertunjukan seni dan akrobat. Pada hari terakhir Sekaten, diadakan kembali acara Grebeg di Alun-alun Utara.
Gerebeg Sudiro, yaitu perayaan yang diadakan untuk memperingati Tahun Baru Imlek dengan perpaduan budaya Tionghoa-Jawa. Festival yang dimulai sejak 2007 ini biasa dipusatkan di daerah Pasar Gedhe dan Balong (di kelurahan Sudiroprajan) dan Balai Kota Solo.
Solo Batik Carnival adalah sebuah festival tahunan yang diadakan oleh pemerintah Kota Surakarta dengan menggunakan batik sebagai bahan utama pembuatan kostum. Para peserta karnaval akan membuat kostum karnaval dengan tema-tema yang di tentukan. Para peserta akan mengenakan kostumnya sendiri dan berjalan di atas catwalk yang berada di jalan Slamet Riyadi. Karnaval ini diadakan setiap tahun pada bulan Juni sejak tahun 2008.
Semoga dengan adanya seni-seni yang terdapat di kota solo, dapat selalu mempererat tali persaudaran di antara masyarakat.dan kedepannya seni yang di tinggalkan dari leluhur kita dapat kita jaga dan lestarikan, lebih baik lagi jika di kembangkan dengan pemikiran-pemikiran para pemuda yang bernilai positif untuk memajukan seni itu sendiri.jangan sampai ada yang berani merebut dari genggaman kita.lengahnya kita dalam melestarikan seni itu dapat membuat negara-negara lain ingin merebut dan di klaimnya sebagai pemberian leluhur di negara itu sendiri.
Solo Juga mempunyai Teknologi baru untuk kotanya :
terdapat Railbusa dan Bus tingkat.
BusTingkat Ini Buatan Korea sedangkan Railbus Buatan PT.Inka
Rencananya railbus yang dipesan dari PT INKA Madiun seharga Rp 16,1 miliar tersebut akan beroperasi aktif mulai pertengahan tahun mendatang dengan jurusan Solo-Wonogiri melewati jalur rel kereta api yang telah ada yakni ditengah Kota Solo di Jl Slamet Riyadi.
Ke depannya railbus akan melayani masyarakat Solo di perkotaan seiring dengan dihidupkannya kembali jalur rel kereta tengah kota melewati Jl Jenderal Sudirman atau didepan Pasar Gede Solo hingga Stasiun Jebres. Sedangkan bus tingkat wisata yang dibuat di Magelang seharga Rp 1,7 miliar tersebut tujuannya memang untuk wisatawan yang datang ke Solo, bus ini akan melewati berbagai obyek wisata seperti pusat perbelanjaan, museum, keratin, serta kampung batik.
Harga tiket yang diusulkan untuk bus wisata ini adalah Rp20 ribu untuk perorangan sedangkan untuk sewa satu bus seharga Rp 800 ribu.
Peluncuran railbus dan bus tingkat wisata tersebut disaksikan oleh ribuan warga Solo yang sudah memadati sepanjang Jl Slamet Riyadi untuk menyaksikan karnaval dengan tema eco cultural city tersebut. Wakil Menteri Perhubungan, Wali Kota Solo, Joko Widodo dan juga Wakil Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo juga turut serta dalam acara karnaval tersebut dengan menaiki kereta kuda yang dikendalikan sendiri oleh Wali Kota Solo.
Ke depannya railbus akan melayani masyarakat Solo di perkotaan seiring dengan dihidupkannya kembali jalur rel kereta tengah kota melewati Jl Jenderal Sudirman atau didepan Pasar Gede Solo hingga Stasiun Jebres. Sedangkan bus tingkat wisata yang dibuat di Magelang seharga Rp 1,7 miliar tersebut tujuannya memang untuk wisatawan yang datang ke Solo, bus ini akan melewati berbagai obyek wisata seperti pusat perbelanjaan, museum, keratin, serta kampung batik.
Harga tiket yang diusulkan untuk bus wisata ini adalah Rp20 ribu untuk perorangan sedangkan untuk sewa satu bus seharga Rp 800 ribu.
Peluncuran railbus dan bus tingkat wisata tersebut disaksikan oleh ribuan warga Solo yang sudah memadati sepanjang Jl Slamet Riyadi untuk menyaksikan karnaval dengan tema eco cultural city tersebut. Wakil Menteri Perhubungan, Wali Kota Solo, Joko Widodo dan juga Wakil Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo juga turut serta dalam acara karnaval tersebut dengan menaiki kereta kuda yang dikendalikan sendiri oleh Wali Kota Solo.
0 komentar:
Posting Komentar